Nanti Kita Cerita Tentang Kanker dan Imunoterapi #KalahkanKankerDenganImunoterapi

NKCTKI – Nanti Kita Cerita Tentang Kanker dan Imunoterapi

Kanker mejadi momok tersendiri di tengah masyarakat modern dewasa ini. Betapa tidak, mendengar kata kanker saja pasti sebagian besar masyarakat menganggap penyakit yang berbahaya, menimbulkan kecacatan, atau bahkan kematian. Memang tidak dapat dipungkiri anggapan tersebut mengingat kanker merupakan penyakit yang lambat laun pasti menimbulkan ke-tidak normalan fungsi tubuh manusia dan bertambah parah seiring berjalannya waktu, yang dalam dunia medis dikenal dengan istilah “kronik progresif”.

 

Sekilas Tentang Kanker

 

Kata “kanker” berasal dari bahasa latin “cancerous” yang artinya kepiting – seperti lambang zodiak. Dahulu, para dokter menyebut tumor yang memiliki pembuluh atau penyebaran dari organ inti dengan istilah “seperti kepiting” (cancerous).

Sel – sel tubuh manusia memiliki kemampuan untuk membelah dan mematikan diri secara alamiah. Proses kematian sel terjadi oleh berbagai macam penyebab, yang dikendalikan oleh gen penekan tumor (tumor supressor genes). Sel yang telah mati kemudian digantikan oleh sel – sel yang baru melalui proses pembelahan sel yang dikendalikan oleh proto-oncogenes. Kerja keduanya bisa kita gambarkan seperti laju sebuah mobil, dimana laju ini dikendalikan oleh pedal gas dan pedal rem. Pedal gas (proto-oncogenes) menyebabkan laju mobil semakin kencang, sebaliknya pedal rem (tumor supressor genes) menyebabkan laju mobil melambat atau bahkan berhenti. Jika terjadi kerusakan pada salah satu pedal maka laju mobil menjadi tidak terkendali. Begitu pula dengan sel tubuh kita, dalam kondisi normal kerja proto-oncogenes dan tumor supressor genes akan mengontrol proses pembelahan dan kematian sel. Apabila terdapat kerusakan (mutasi) pada salah satu gen maka tubuh tidak mampu mengontrol proses tersebut sehingga sel menjadi abnormal yang laju pembelahannya tidak terkendali dan cenderung memasuki jaringan tubuh normal lain untuk merusak. Karakteristik semacam inilah yang dimiliki oleh sel kanker.1

 

Seberapa Banyak Pengidap Kanker Sekarang Ini?

 

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,8 ‰ (per mil) atau diperkirakan sekitar 475.185 orang mengidap kanker dari total 263.991.379 populasi Indonesia. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,4‰. 2

Insiden kanker di Indonesia tahun 2018

Masih menurut data Riskesdas peningkatan prevalensi kanker yang merupakan penyakit tidak menular berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayuran.3 Gaya hidup sehat menjadi upaya penting dalam pencegahan penyakit kanker.

 

Bagaimana Pengobatan Penyakit Kanker ?

 

Sejauh ini paling tidak para ahli kanker (onkologi) menggunakan pilihan pengobatan kanker melalui pembedahan dan non pembedahan. Metode pembedahan dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker dengan harapan proses penyakit berhenti setelah jaringan tersebut diangkat. Metode non pembedahan sendiri ada berbagai macam cara mulai imunoterapi, kemoterapi, dan radioterapi. Kemoterapi dan radioterapi mungkin cara pengobatan yang lebih familiar di tengah masyarakat kita dibandingkan imunoterapi.

Perkembangan metode pengobatan kanker

Pemilihan metode didasarkan oleh seberapa parah penyakit kanker diderita pasien yang ditentukan melalui stadium 0-4. Pada umumnya metode pembedahan dipilih jika penyakit kanker masih terjadi di stadium awal. Apabila sudah masuk stadium lanjut (3-4) apalagi sudah menyebar (metastasis) ke berbagai organ lain, pemilihan non pembedahan lah yang akan dipilih baik imunoterapi, kemoterapi, maupun radioterapi.

 

Imunoterapi : Harapan bagi Pengidap Kanker di Masa Kini

 

Jika cara non bedah dipilih menjadi metode pengobatan kanker. Lantas apa yang membedakan satu dan yang lainnya?

Pada dasarnya baik kemoterapi maupun radioterapi bekerja dengan membunuh sel kanker dan sel normal, jadi pada terapi ini baik sel sakit dan sehat sama – sama dibunuh dengan metode tersebut. Pembunuhan terhadap sel sehat inilah yang menyebabkan efek samping yang timbul akibat pengobatan.4  Ambil saja contoh jika sel darah putih (leukosit) yang mati secara berlebihan, maka tubuh penderita akan semakin rentan sakit terutama infeksi mengingat leukosit memiliki fungsi dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Berawal dari sinilah para ahli onkologi mencari cara alternatif lain untuk mengobati kanker dengan meminimalkan efek samping. Dipilihlah imunoterapi sebagai alternatif pengobatan kanker masa kini, mengingat tipe pengobatan ini mampu membunuh sel kanker secara spesifik.4

 

Membunuh Kanker dengan Kemampuan Alamiah

 

Tubuh manusia memiliki sistem pertahanan tubuh yang bertugas untuk menangkal zat – zat asing yang masuk dan bertujuan merusak. Zat asing tersebut kita namakan sebagai antigen, sistem pertahanan tubuh dikenal dengan sistem imun.

Antigen bertindak seperti penjajah yang menginvasi suatu negara dengan tujuan mengendalikan negara yang bersangkutan. Oleh sistem imun yang bekerja sebagai tentara pertahanan negara, maka tentara akan menghalau para penjajah dengan sekuat tenaga. Mekanisme sederhana ini terjadi di dalam tubuh manusia secara otomatis dan berkelanjutan.

Ahli onkologi kemudian mengembangkan metode semacam ini, yaitu mempergunakan sistem imun yang dimiliki tubuh untuk menghambat atau bahkan membunuh sel kanker yang perkembangan dalam segi jumlah dan ukuran tidak terkontrol seperti sel normal.

Pada kondisi normal sistem imun tubuh berfungsi untuk mendeteksi dan menghancurkan antigen melalui sel T melalui mekanisme : mencari, memindai, dan menyingkirkan.5 Respon sistem imun dalam menanggapi sel kanker diterangkan dalam siklus imunitas kanker yang terdiri dari 7 tahap : 1. Pelepasan Antigen, 2. Penyajian Antigen, 3. Produksi & Aktivasi Sel T, 4. Perjalanan Sel T, 5. Infiltrasi Sel T ke Dalam Tumor, 6. Pengenalan Sel Kanker oleh Sel T, 7. Sel T menghancurkan Sel Kanker.6

Sikluas Imunitas Kanker

Pemahaman akan interaksi sel imun tubuh dan sel kanker memberikan harapan dalam pengobatan kanker di masa kini dan masa depan.

 

Kamuflase Sel Kanker Mengelabui Sel T

 

Sel kanker memiliki kemampuan pertahanan diri seperti halnya sel normal. Mekanisme bertahan berupa kemampuan menyamar sehingga Sel T mengenali sel kanker layaknya sel normal sehingga tidak dimusnahkan.

Ibarat tentara penjajah yang hendak menginvasi negara kita, mereka menggunakan topeng yang membuat penampilan sama persis dengan tentara negara kita. Akibatnya, tentara negara tidak sanggup mengenali lawan dan justru menganggap sebagai kawan.

Topeng kamuflase yang digunakan oleh sel kanker berupa protein Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1). PD-L1 merupakan protein yang terdapat di permukaan sel kanker dan menjadi faktor penghalang (immune checkpoint) dalam sistem imun tubuh kita terhadap kanker. Ketika berikatan dengan protein B7.1 dan PD-1, protein PD-L1 akan menghambat aktivasi sel T di kelenjar getah bening, menghalangi proses penghancuran sel kanker oleh sel T di dalam tumor.5

 

Kamuflase sel kanker oleh PD-L1

 

Perkembangan Imunoterapi Kanker

 

Sel kanker menghasilkan protein yang disebut “checkpoint” pada permukaan sel yang bisa membuat sel T tidak mengenali dan melawan sel kanker. Sekitar 10 tahun lalu uji klinis obat “checkpoint inhibitor” mulai menunjukkan hasil positif dimana checkpoint inhibitor bekerja untuk menghalangi protein tertentu, seperti PD-L1 sehingga memungkinkan sel T mengenali dan menyerang sel kanker.7

Dikembangkan dalam sepuluh tahun terakhir, “checkpoint inhibitor” menghalangi pengikatan protein tertentu, seperti PD-L1, sehingga memungkinkan sel T untuk mengenali dan menyerang sel kanker.

Imunoterapi kanker bekerja pada tahap pembentukan dan aktivasi pasukan sel T di kelenjar getah bening dan penghancuran sel kanker di dalam tumor. Beberapa contoh imunoterapi kanker yang telah dikembangkan antara lain anti PD-L1, anti PD-1, dan anti CTL-4.5

Berhubung tulisan dalam artikel ini sudah panjang, maka cukup sekian artikel Nanti Kita Cerita Tentang Kanker dan Imunoterapi.

 

——————————————–

Pemilihan pengobatan kanker tentu saja merupakan hal yang perlu dikonsultasikan dengan dokter anda. Jika anda merupakan seorang pejuang kanker, keluarga pejuang kanker, atau relawan yang tertarik seputar isu kanker silahkan hubungi dokter keluarga atau dokter onkologi terdekat di kota anda guna mendapatkan informasi pemilihan pengobatan kanker yang tepat. Anda juga bisa mengunjungi website www.kalahkankancer.com dan akun instagram @mothersonmission.id untuk mendapatkan informasi seputar kanker terkini.

 

Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Menulis Blog dengan tema Kalahkan Kanker dengan Imunoterapi yang diselenggarakan oleh www.kalahkankanker.com . Tulisan di dalam blog ini merupakan hasil karya orisinal penulis dan belum pernah dipublikasin dimanapun. Penulis bersedia jika tulisan dimuat di blog www.kalahkankanker.com dimana nama penulis dan website blog penulis dicantumkan.

 

Referensi

  1. American Cancer Society. Development of Modern Knowledge about Cancer Causes. https://www.cancer.org/cancer/cancer-basics/history-of-cancer/modern-knowledge-and-cancer-causes.html. Diakses tanggal 20 Februari 2020
  2. Hasil Utama Riskesdas 2018, Hal 52 Prevalensi Kanker Berdasarkan Diagnosis Dokter Menurut Provinsi (per mil), https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf. Diakses tanggal 20 Februari 2020
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Potret Sehat Indonesia dari Riskesdas 2018, dipublikasikan pada Jumat 2 November 2018. https://www.kemkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-indonesia-dari-riskesdas-2018.html. Diakses tanggal 20 Februari 2020.
  4. Mengenal Imunoterapi Kanker. https://www.roche.co.id/id/sekilas_tentang_roche/lingkup_usaha/farmasi/onkologi/imunoterapikanker/Mengenal-Imunoterapi-Kanker.html. Diakses tanggal 20 Februari 2020
  5. Kalahkan kanker.Imunoterapi Kanker. https://kalahkankanker.com/imunoterapikanker/Diakses tanggal 20 Februari 2020.
  6. Siklus Imunitas Kanker. https://www.roche.co.id/id/sekilas_tentang_roche/lingkup_usaha/farmasi/onkologi/imunoterapikanker/Siklus-Imunitas-Kanker.html. Diakses tanggal 20 Februari 2020
  7. Perkembangan Imunoterapi Kanker. https://www.roche.co.id/id/sekilas_tentang_roche/lingkup_usaha/farmasi/onkologi/imunoterapikanker/Perkembangan-Imunoterapi-Kanker.html. Diakses tanggal 20 Februari 2020

 

 

 

 

 

Komentar Anda