Resistensi antibiotik: Mengenali bahaya dan cara menghindarinya

Antibiotik
Antibiotik

Penggunaan antibiotik dalam mengobati berbagai penyakit infeksi telah dilakukan secara luas selama kurang lebih 70 tahun. Keberhasilan antibiotik dalam mengurangi angka kematian telah dikenal sejak 1940 dan saat ini merupakan salah satu jenis pengobatan yang paling sering diresepkan. 1Namun, akibat dari penggunaan yang sudah terlalu lama dan luas, bakteri yang ditargetkan oleh antibiotik telah beradaptasi dan menjadi resisten terhadap agen antimikroba tertentu. Resisten antibiotik adalah kondisi dimana obat sudah tidak lagi efektif untuk memberantas bakteri. Kondisi ini merupakan fenomena natural yang disebabkan oleh akumulasi dari beberapa faktor, seperti: penyalahgunaan antibiotik dan kebersihan yang kurang atau kontrol infeksi yang belum memadai.2

Resistensi obat dapat terjadi dengan dua cara: alami atau buatan. Resistensi alami adalah suatu sifat yang diturunkan oleh mikroorganisme sebagai pelindung diri. Sebagai contoh, pada bakterie.coli terdapat sifat resistensi bawaan kepada vankomisin oleh membran luar dinding sel. Molekul vankomisin yang berukuran terlalu besar tidak dapat melewati pori-pori dinding sel e.coli yang berukuran lebih kecil.3 Sedangkan resistensi yang didapat adalah peristiwa berubahnya komposisi gen pada mikroorganisme tertentu yang menyebabkan obat antimikroba yang sebelumnya efektif menjadi tidak efektif lagi.3Proses ini melibatkan berbagai mekanisme seperti inaktivasi obat (betalactamase pada bakteri dapat menghancurkan agen antimicrobial (eg. Aminoglycosida), perubahan dinding sel (dinding sel luar bakteri menjadi impermeabel terhadap molekul antimicrobial), perubahan bentuk target obat, pompa effluks yang teraktivasi, dan mutasi pada lokasi enzim target yang membuatnya tidak dikenali.3

Saat ini, krisis resistensi antibiotik sudah mencapai tingkat internasional.4 Berbagai usaha dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk: membuat ketentuan baru, mengembangkan penelitian, dan kerjasama berbagai pihak.4 Pada tahun 2013, CDC mengeluarkan laporan yang menyajikan 18 resistensi antibiotik tersering di Amerika Serikat. Ancaman ini dikategorikan berdasarkan : mendesak, serius, dan mengkhawatirkan.1

PayTren – Teman Setia Bayar Bayar !

Image result for Resistensi antibiotik: Mengenali bahaya dan cara menghindarinya

Ancaman Mendesak

Mikrobakteria yang dikategorikan dalam ancaman mendesak dan serius memerlukan usaha pemantaian dan pencegahan yang lebih baik. Yang termasuk diantaranya:

  • Clostridium difficile

C. difficile dapat ditemukan pada pasien yang memiliki riwayat pengobatan medis dan antibiotik. Seringkali ditemukan pada pasien yang sedang atau dengan riwayat rawat inap sebelumnya.

  • Carbapenem-resistant enterobacteriaceae (CRE)

Kondisi ini merupakan salah satu infeksi yang paling banyak ditemukan pada pasien di fasilitas medis. Saat ini CRE dilaporkan telah resisten kepada hampir semua antibiotik di pasaran. Hampir setengah pasien rawat inap dengan infeksi sistemik dari CRE dilaporkan meninggal.

  • Neisseria gonorrhoeae

Ancaman Serius

  • Multidrug-resistant acinetobacter

Acinobacter banyak ditemukan sebagai agen penyebab dari pneumonia atau infeksi sistemik pada pasien kritis. Kebanyakan dari bakteri ini ditemukan dalam keadaan sangat resisten terhadap antibiotik.

  • Drug resistant campylobacter

Campylobacter seringkali menyebabkan diare berdarah, demam, dan nyeri perut. Paralisis banyak ditemukan sebagai salah satu komplikasi serius pada penyakit ini.

  • Extended Spectrum Enterobacteriaceae (ESBL)5

Enzim pada bakteri ini atau dikenal dengan enzim spektrum luas b-lactamase, menyebabkan bakteri ini menjadi resisten terhadap berbagai jenis penisilin dan sefalosporin.

  • Vancomycin Resistant Enterococcus

Enterobacter banyak ditemukan pada pasien yang sebelumnya memiliki riwayat penanganan medis, seperti pada pasien dengan infeksi sistemik, infeksi paska operasi, atau infeksi saluran kemih

  • Multidrug Resistant Pseudomodnas Aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa adalah penyebab tersering dari infeksi terkait penanganan medis, seperti pneumonia, infeksi sistemik, ISK, dan infeksi paska operasi.

  • Drug resistant non-typhoidal salmonella

Bakteri ini dapat menyebabkan diare, demam, dan nyeri perut dan menyebab melalui aliran darah.

  • Drug resistant Salmonella Serotype Typhi

Mikroorganisme ini dapat menyebabkan demam tifoid yang sering ditandai dengan nyeri perut, pusing, dan demam. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi perforasi usus, syok, dan kematian.

  • Drug Resistant Shigella

Salah satu komplikasi pada infeksi Shigella adalah artiritis reaktif. Kelompok resiko tinggi seperti anak kecil, masyarakat dengan kebiasaan mencuci tangan yang kurang, dan berjenis kelamin laki-laki.

  • Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus

S. Aureus merupakan salah satu agen penyebab pada berbagai penyakit, mulai dari infeksi kulit dan luka hingga infeksi sistemik pneumonia yang dapat menyebabkan sepsis dan kematian.

  • Drug Resistant Streptococcus Pneumoniae

Mikroorganisme ini merupakan penyebab terbanyak dari infeksi sistemik dan infeksi telinga dan sinus.

  • Drug Resistant Tuberculosis

Resisten pengobatan TBC dapat menjadi masalah yang kompleks, memerlukan waktu dan biaya yang lebih besar akibat efek samping yang dapat ditimbulkan. Resisten ekstensif pengobatan TBC merupakan salah satu yang tersering.

PayTren – Teman Setia Bayar Bayar !

Ancaman menghawatirkan

  • Vancomycin Resistant Staphylocuccus Aureus

Apabila bakteri S. aureusditemukan resisten terhadap vankomisin, masih ada beberapa antibiotik yang dapat bekerja secara efektif. Perlu diperhatikan bahwa bakteri S. aureus resisten vankomisin juga resisten terhadap metisilin.

  • Erythromycin Resistant Group A Streptocuccus

Bakteri ini banyak ditemukan pada faringitis, sindrom syok toksik streptokokus, faskilitis nekrotis, scarlet fever, demam rematik, dan infeksi kulit.

  • Clindamycin- Resistant Group B Streptococcus (GBS)

Grup B streptokokus dapat menyebabkan infeksi serius mulai dari infeksi sistemik, pneumonia, hingga meningitis.

Image result for Resistensi antibiotik: Mengenali bahaya dan cara menghindarinya

Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah resisten obat pada pasien:

Langkah yang dapat dilakukan sebagai pencegahan untuk pasien klinik:

  1. Menggunakan panduan klinis terbaru dalam peresepan antibiotik secara rasional dan sesuai
  2. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penggunaan antibiotik yang benar
  3. Menciptakan lingkungan kerja yang menunjang dalam penekanan penggunaan antibiotik

Mencegah infeksi dan penyebaran resisten bakteri

  1. Memastikan bahwa semua pasien telah mendapatkan vaksinasi untuk mencegah transmisi silang

Pemantauan infeksi resisten antibiotik

  1. Memberikan laporan secara akurat mengenai penyakit
  2. Mewaspadai kegagalan pengobatan

Daftar pustaka

  1. Centers for disease control and prevention. Antibiotic/Antimicrobial resistance [website on the Internet]. Accessed on November 2017. Available at: https://www.cdc.gov/drugresistance/index.html.
  2. Health and Food Safety. Antimicrobial resistance [ Website on the internet]. Accessed on November 2017. Available at: https://ec.europa.eu/health/amr/antimicrobial-resistance_en.
  3. Chen LF, Chopra T, Kaye KS. Pathogens resistant to antibacterial aget. Infect Dis Clin N Am, 2009;23:817- 845.
  4. Ventola CL. The Antibiotic Resistant Crisis. P T. 2015 Apr; 40(4): 277–283.
  5. Rahaj JJ. Extended- spectrum beta-lactamases: How big is the problem? Clin Microbiol Infect. 2006; 6(suppl 2): 2-6.

Sumber : Journals Indonesia

Komentar Anda