MPASI dengan Metode Baby – Lead Weaning : Baik atau Buruk ?

Ilustrasi baby lead weaning
Ilustrasi baby lead weaning

Baby Led Weaning (BLW) adalah metode yang tengah trend dan ramai dibicarakan pada saat ini. Metode ini dianggap sebagai salah satu pendekatan baik guna mengajarkan anak untuk bisa makan dengan mandiri sejak dini. Metode ini menawarkan berbagai manfaat bagi bayi, mulai dari kontrol nafsu makan yang lebih baik, bahkan manfaat yang lebih luas yaitu pengembangan keterampilan motorik. Namun, BLW juga menjadi pertentangan bagi para orang tua karena timbul kekhawatiran akan resiko kesehatan seperti tersedak ketika makan.1,2Berikut akan dibahas apakah BLW benar-benar merupakan metode yang aman dan sehat untuk memperkenalkan makanan padat dalam memulai fase MPASI untuk anak.

Pengertian BLW

Baby-led weaning (BLW) artinya men-skip pemberian MPASI berbentukpuree yang disuapkan pada anak, serta memberi kesempatan pada anak untuk memegang dan menyuap makanan padatnya sendiri. Inti dari metode ini adalah mengarahkan bayi agar bisa makan sendiri dengan memberinya finger food, tidak adapuree, bubur dan sejenisnya, tidak pula ada suap-suapan dan sendok.1,3Intinya bayi disuruh makan sendiri dengan jenis makanan disesuaikan.Lewat metode ini anak-anak yang sudah siap diberikan makanan pendamping ASI akan dibiarkan memilih dan mengunyah sendiri makanan yang diambilnya tanpa ada campur tangan orangtua dalam membantu anak mengambil makanan tersebut.4

Waktu dan Cara Memulai BLW

Secara tradisional, orang tua biasanya memberi makanan anak dari usia sekitar 6 bulan, maju ke makanan tumbuk, lalu dipotong, sehingga mereka mengonsumsi makanan keluarga pada usia 12 bulan. Namun pada BLW, bayi tidak diberi makan dengan puree sama sekali, tapi malah diberi seluruh makanan sesuai makanan keluarga yaitu mulai dari pemberian makanan komplementer. Penerapan BLW dimulai sekitar 6 bulan ketika bayi dapat berkembang dengan sendirinya seperti ditunjukkan oleh kemampuan untuk duduk mandiri, memegang, menyimpan makanan dan membawanya ke mulut mereka. Memulai BLW pada usia 6 bulan sejalan dengan rekomendasi WHO saat ini mengenai makanan tambahan. Rekomendasi Inggris juga menyarankan agar finger food diperkenalkan dari usia enam bulan.4,5

Jika ibu ingin mencoba BLW, tawarkan berbagai jenis finger-foodsyang bergizi pada anak sesuai usianya. Waktu terbaik untuk memulainya adalah sewaktu seluruh keluarga berkumpul di meja untuk makan. Ibu menyediakan finger-foodsyang mudah dipegang anak, misalnya brokoli kukus, wortel dan kentang rebus. Sewaktu anak belajar makan makanan padat pertamanya, dia cenderung masih sulit untuk memegang makanan. Karena itu jangan berikan makanan yang dipotong terlalu kecil. Awalnya mungkin anak hanya akan bermain-main dengan makanannya, dimasukkan ke dalam mulut dan diisap. Tetap tawarkan ASI semaunya di antara waktu makan. Ketika dia mulai makan dengan jumlah yang lebih banyak, konsumsi ASI mulai akan cenderung menurun.5

Keuntungan BLW

Metode BLW ini menyarankan agar anak tersebut dapat mengendalikan berapa banyak makanan yang mereka makan, seperti pada beberapa bulan pertama kehidupan jika diberi ASI. Hal ini memungkinkan anak untuk merespons dengan lebih baik tentang rasa kelaparan dan kenyang daripada anak yang diberi makan oleh orang lain.Sejumlah potensi keuntungan dari BLW telah diajukan, termasuk risiko obesitas yang lebih rendah sebagai hasil pengaturan energi yang lebih baik, kualitas diet yang lebih baik, efek yang menguntungkan pada praktik pemberian makan orang tua dan kemampuan motorik anak yang lebih maju.2

BLW memberikan kesempatan pada bayi untuk mengeksplor makanannya sendiri. Artinya, mereka akan lebih cepat menerima berbagai jenis tekstur makanan. Para ibu yang sudah mencoba BLW mengatakan bayi mereka tidak pernah menolak makan apa pun yang disediakan. Meskipun demikian, belum banyak riset resmi yang dilakukan mengenai BLW. Salah satu riset menunjukkan bahwa bayi yang diperbolehkan memegang/menyuap makanannya sendiri lebih mudah untuk diikutsertakan dalam makan bersama sekeluarga dan mereka juga lebih cepat bisa menerima table-food(makanan yang sama dengan yang dimakan oleh keluarga). Bayi yang masih diberikan makanan bertekstur lunak setelah berusia 10 bulan biasanya akan menolak untuk naik tekstur dan mencoba jenis makanan baru. Selain itu, BLW juga menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyediakan puree.1-4

PayTren – Teman Setia Bayar Bayar !

Sisi Negatif BLW

Anak mungkin akan menemukan kesulitan untuk mengunyah beberapa jenis makanan, apalagi ketika belum tumbuh gigi misalnya daging merah, yang sesungguhnya adalah sumber zat besi. Penting agar makanan pelengkap yang mengandung zat besi tinggi diperkenalkan pada usia 6 bulan untuk mempertahankan status zat besi yang adekuat. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi yang dikaitkan dengan penundaan fungsi kognitif yang ireversibel. Sayangnya, makanan pertama yang paling umum diperkenalkan pada anak, termasuk buah dan sayuran secara alami sangat rendah zat besi.2,6

Tersedak dapat dengan mudah terjadi pada bayi yang belajar makan saat mereka bereksperimen dengan memindahkan makanan ke sekitar mulut, menggigit dan mengunyah serta mereka juga memiliki saluran udara kecil. Potensi tersedak yang terjadi saat mengikuti BLW cukup memprihatinkan di antara profesional kesehatan dan orang tua. Namun, saat ini hanya ada sedikit data tentang tingkat tersedak selama periode pemberian makanan komplementer ini, dan tidak ada data tersedak pada bayi yang mengikuti BLW. Para pelaku BLW mengatakan bahwa selama bayi sudah bisa duduk tegak, mereka tidak akan tersedak. Ketika bayi bisa mengontrol jumlah makanan yang masuk ke dalam mulut dan menelannya, artinya resiko tersedak menjadi minimal.Beberapa profesional kesehatan juga menyatakan keprihatinannya bahwa bayi yang mengikuti BLW mungkin berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan dan resiko asupan energi yang tidak tercukupi.2,6

Penelitian terbaru menunjukkan efek jangka panjang yang baik pada bayi dengan penerapan BLW. Hanya saja, peranan orangtua dalam mengawasi dan mengontrol si buah hati akan menjadi hal pendukung yang amat dibutuhkan dalam metode BLW. Sebaiknya perlu juga diperhatikan jika ada kondisi tertentu seperti riwayat alergi, masalah pencernaan, anak memiliki kebutuhan khusus dan anak tidak bisa mengunyah makanan dengan baik atau kesulitan mengambil dan menaruh makanan ke dalam mulutnya, serta pada bayi denga riwayat kelahiran prematur.1,5

PayTren – Teman Setia Bayar Bayar !

Sumber:

  1. Brown A, Jones SW, Rowan H. Baby-Led Weaning: The Evidence to Date. Current Nutrition Reports. 2017;6(2):148-156. doi:10.1007/s13668-017-0201-2.Laux P, et al. A medical-toxicological view of tattooing. The Lancet. 2016;387:395–402. doi: 10.1016/S0140-6736(15)60215-X.
  2. Daniels L, Heath A-LM, Williams SM, et al. Baby-Led Introduction to SolidS (BLISS) study: a randomised controlled trial of a baby-led approach to complementary feeding. BMC Pediatrics. 2015;15:179. doi:10.1186/s12887-015-0491-8.
  3. Cameron SL, Taylor RW, Heath A-LM. Development and pilot testing of Baby-Led Introduction to SolidS – a version of Baby-Led Weaning modified to address concerns about iron deficiency, growth faltering and choking. BMC Pediatrics. 2015;15:99. doi:10.1186/s12887-015-0422-8.
  4. Morison BJ, Taylor RW, Haszard JJ, et al. How different are baby-led weaning and conventional complementary feeding? A cross-sectional study of infants aged 6–8 months. BMJ Open. 2016;6(5):e010665. doi:10.1136/bmjopen-2015-010665.
  5. Cameron SL, Heath A-LM, Taylor RW. How Feasible Is Baby-Led Weaning as an Approach to Infant Feeding? A Review of the Evidence.Nutrients. 2012;4(11):1575-1609. doi:10.3390/nu4111575.
  6. Alvisi P, Brusa S, Alboresi S, et al. Recommendations on complementary feeding for healthy, full-term infants. Italian Journal of Pediatrics. 2015;41:36. doi:10.1186/s13052-015-0143-5.

Sumber : Journals Indonesia

Komentar Anda