COVID-19 : The Thousand Faces Disease

 

Dewasa ini kita terkejutkan dengan munculnya penyakit baru yang menyebar dengan begitu cepatnya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Kasus ini bermula dari wilayah Wuhan Republik Rakyat Tiongkok. Awal mula diduga penyebaran dari hewan ke manusia sehingga masuk kategori zoonosis. Dalam perkembangannya daerah di luar negara Tiongkok melaporkan banyaknya kasus baik imported atau local case, sehingga kuat dugaan terjadi human to human transmision. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV 2 dan oleh WHO diberi nama Covid-19 (Coronavirus Disease 2019).

Semua orang tanpa batasan usia memiliki peluang terinfeksi virus dengan tingkat keparahan yang berbeda – beda. Pada umumnya, infeksi cenderung ringan jika mengenai anak – anak dan dewasa muda, namun ada laporan kasus dari Badan Pengendalian Penyakit Infeksi Amerika Serikat (CDC USA) apabila infeksi ini terjadi pada bayi usia < 1 tahun menimbulkan keluhan dan komplikasi yang serius. Hal ini menjadi peringatan khusus bagi masyarakat dan ahli dalam mengelola pasien bayi dengan Covid-19.

Sebaran Kasus Berdasarkan Usia (Sumber : Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini)

Seperti halnya penyakit infeksi, Covid-19 membutuhkan pintu masuk dalam tubuh manusia untuk menginvasi sel – sel sehat. Data mengenai Covid-19 belum begitu banyak mengingat kasus baru teridentifikasi bulan Desember 2019. Dugaan kuat rute masuk dan perjalanan penyakit ini tidak jauh berbeda dari saudara tuanya SARS-CoV yang lebih dahulu mewabah.

 

Perjalanan Penyakit Covid-19

 

Pada manusia SARS-CoV 2 masuk ke saluran pernapasan melalui percikan udara (batuk, bersin, bicara) yang kita kenal dengan istilah droplet. Virus terutama menginfeksi sel-sel saluran napas yang melapisi alveoli (bagian terkecil paru-paru). SARS-CoV 2 berikatan dengan reseptor spesifik Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE 2) sebagai pintu masuk ke dalam sel. Membran virus dan sel melakukan fusi dan saat itulah materi genetik virus masuk ke dalam sel untuk menggandakan diri sebanyak mungkin. Mekanisme singkat perjalanan virus di dalam sel :

  1. Proses replikasi virus. Pada fase ini virus masuk ke sel melalui reseptor ACE 2, kemudian memperbanyak diri di dalam sel tersebut.
  2. Antigen virus dipresentasikan kepada APC, yang mepresentasikan MHC. Presentasi antigen menstimulasi respon imun selular (3) dan humoral (4).
  3. Terjadi pelepasan banyak sitokin dan kemokin yang secara cepat menginduksi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), kegagalan multiorgan, dan kematian.
Skema Replikasi dan Patogenesis Virus (Sumber : Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini)

 

Mengingat SARS-CoV 2 memiliki reseptor spesifik ACE 2, maka muncul variasi gejala sesuai tempat dimana reseptor tersebut berada. Sebuah penelitian mengatakan distribusi organ tempat dimana reseptor ACE 2 berada meliputi mulut, mukosa hidung, nasopharynx, paru-paru, perut, usus halus, usus besar, kulit, kelenjar limfe, ginjal, dan otak.

Keterlibatan multi organ membuat variasi klinis dari penyakit Covid-19 sangat luas sesuai organ yang terinfeksi. Jaringan organ yang teridentifikasi positif materi genetik RNA dari virus SARS-CoV 2 terlihat dalam gambar berikut :

Keterlibatan Organ SARS-CoV 2
(Sumber : https://www.sciencedirect.com)

Spektrum klinis dari Covid-19 meliputi tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Perjalanan virus sampai muncul gejala terjadi mulai sekitar 3 – 14 hari dengan rerata sekitar 5 hari. Tanda dan gejala yang muncul pada penyakit Covid-19 meliputi demam disertai keluhan saluran pernapasan seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak napas, dan masih banyak keluhan dari organ lain.

Skema Perjalanan Penyakit Covid-19 (Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini)

 

Satu Penyakit dengan Seribu Wajah

 

Manifestasi klinik yang sangat luas dari penyakit Covid-19 mengingatkan kita pada sosok tokoh pewayangan bernama Prabu Dasamuka. Dasa berarti sepuluh muka berarti wajah, Dasamuka adalah orang dengan wajah (kepala) berjumlah sepuluh. Selain memiliki wajah berjumlah sepuluh, Dasamuka adalah seorang raja Ngalengka dengan berbagai macam kesaktian luar biasa yang sanggup mengalahkan lawan tandingnya. Para ahli dan praktisi kesehatan masih meraba – raba semua kemungkinan yang muncul dari infeksi SARS-CoV 2 ini, sehingga muncul julukan Covid-19 : The Thousand Faces Disease, seperti yang dikemukakan oleh seorang ahli penyakit tropik infeksi dalam Webinar PAPDI – Gerakan Dokter Semesta Melawan Covid-19 : Update Diagnosis dan Tatalaksana.

Sistem Saraf

Dalam sebuah laporan kasus dari negeri Sakura, ditemukan seorang pasien dengan keluhan nyeri kepala, demam, lemas, kejang, dan kekakuan leher. Oleh dokter pasien tersebut dinyatakan terkena meningitis. Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya RNA SARS-CoV 2 dalam swab nasofaring, melainkan ditemukan adanya materi genetik virus tersebut di cairan liquor cerebrospinal (cairan yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang). Hal ini menunjukan adanya keterlibatan saraf pusat dalam infeksi Covid-19.

Selain keterlibatan saraf pusat, ditemukan pula adanya gejala yang muncul di saraf tepi. Di negara Iran seorang pasien mengalami kelemahan anggota gerak bagian bawah yang memberat sampai ke anggota gerak bagian atas. Sebelumnya, pasien mengalami demam, batuk, dan sesak napas. Kondisi ini sesuai dengan Sindrom Guillain Barre, yaitu penyakit autoimun yang menginfeksi saraf tepi dan didahului oleh keluhan infeksi saluran pernapasan atas.

Mata

Tiongkok melaporkan kasus dengan hasil positif Covid-19 melalui pemeriksaan swab nasofaring (bagian dalam hidung), dan juga jaringan konjungtiva mata. Keluhan yang muncul berupa radang jaringan konjungtiva (conjunctivitis), seperti mata kemerahan, perdarahan, mata mudah silau, dan berair.

Paru – paru

Saluran napas manusia terdiri dari saluran pernapasan bagian atas dan bawah. Saluran napas bagian atas dimulai dari hidung sampai tenggorokan bagian atas, sedangkan bagian bawah terdiri dari tenggorokan bagian bawah, trakea, percabangan trakea (bronkus) sampai dengan paru – paru. Pada umumnya keluhan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, jika disertai sesak napas merupakan tanda keterlibatan dari saluran pernapasan bagian bawah. Mengingat Covid-19 merupakan infeksi saluran pernapasan, maka mayoritas keluhan yang muncul meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak napas.

Profil Klinis Pasien Covid-19 (Sumber : Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini)

 

Saluran Pencernaan

Gejala lain yang muncul pada penyakit Covid-19 seperti mual, muntah, diare, nyeri perut. SARS-CoV 2 telah terbukti menginfeksi saluran cerna berdasarkan hasil biopsi pada sel epitel gaster, duodenum, dan rektum. Virus dapat terdeteksi di feses, bahkan ada 23 % pasien yang dilaporkan virus tetap terdeteksi dalam feses walaupun sudah tak terdeteksi pada sampel saluran napas. Kedua fakta ini menguatkan dugaan kemungkinan transmisi secara fekal – oral.

Organ Kemih

Organ kemih yang terdiri dari ginjal dan saluran kemih menjadi salah satu perhatian khusus pada infeksi Covid-19. Infeksi ini mengakibatkan komplikasi terjadinya Gangguan Ginjal Akut, selain itu riwayat penyakit pada organ ginjal menjadi salah satu penyakit penyerta yang bisa memperburuk kondisi pasien beserta riwayat diabetes melitus, penyakit jantung pembuluh darah, dan penyakit paru lainnya.

Kulit

Dari penelusuran rekam medis pasien di negara pizza Italia ditemukan adanya keluhan pada kulit berupa rash erythema (kemerahan pada kulit), gatal di permukaan kulit yang luas, dan vesikel menyerupai cacar air.

 

Apa Yang Perlu Kita Lakukan Dalam Upaya Pencegahan?

 

Penyebaran Covid-19 yang sangat luas membutuhkan peran serta semua pihak dalam memutus mata rantai penularan. Kebijakan cepat, tepat, dan tegas dari pemerintah menjadi faktor kunci utama dalam menangani wabah ini, namun peran aktif semua elemen bangsa juga diperlukan demi kesuksesan kebijakan tersebut.

 

Lakukan upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Tetap Jaga Jarak Fisik merupakan upaya paling tepat dan efektif dalam peran aktif kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan dunia.

 

 

Sumber Kepustakaan (klik untuk melihat detail)

  1. Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini
  2. Centers for Disease Control and Prevention
  3. Webinar PAPDI – Gerakan Dokter Semesta Melawan Covid-19 : Update Diagnosis dan Tatalaksana
  4. Tissue Distribution of ACE 2 Protein, The Functional Receptor for SARS Coronavirus. A First Step in Understanding SARS Pathogenesis
  5. A Review of The 2019 Novel Coronavirus (COVID-19) Based on Current Evidence
  6. A First Case of Meningitis/Encephalitis Associated with SARS-Coronavirus 2
  7. Guillain Bare Syndrome Associated with Covid-19 Infection : A Case Report
  8. Characteristics of Ocular Findings of Patients With Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in Hubei Province, China
  9. Kidney Disease is Associated with In-hospital Death of Patients with Covid-19
  10. Cutaneous Manifestations in Covid-19 : A First Perspective

Komentar Anda